Carut Marut perhitungan Pilpres 2019
Pada pilpres kali ini saya berusaha untuk berdiri di tengah antara 01 dan 02. tetapi lama kelamaan lihat status di twitter pada akhirnya gak tahan juga untuk ikut berkomentar.
saya tidak ingin mengomentari pileg karena menurut saya partai yang saya pilih sudah tidak ada keraguan. partai partai koruptor terbanyak maupun yang anti agama akan saya "hapus" dari ingatan, kalau dalam ilmu excel ada Conditional Formatting yang dirumus setiap muncul calon dari partai itu maka akan saya blok warna hitam - tidak perlu ditengok. tidak ada partai yang sempurna, tetapi ada partai yang minimal madharatnya dan memperjuangkan nilai Islam.
ada yang menarik untuk dicermati dalam pilpres 2019 ini, minimal menurut analisa saya sendiri yaitu:
A. POLARISASI SEBELUM COBLOSAN
1. Paslon 01 didukung partai Nasionalis semisal PDIP, Partai Nasdem, Golkar, Hanura, PKPI, Garuda, PSI. partai yang disebut terakhir yang paling membuat saya begitu mual hehehe.
hanya ada 2 partai yang berbasis massa islam yaitu PKB dan PPP, kuat di Jatim.
2. Paslon 02 juga didukung oleh partai Nasionalis yaitu Gerindra dan Demokrat, sedangkan yang berbasis massa adalah PAN dan PKS.
3. 02 di "tawur" banyak partai dari 01....ehhhmm apakah kalah, nanti kita lihat analisanya lagi
4. di detik detik akhir 02 didatangi (didukung) beberapa ulama berbasis massa besar yaitu Ustadz Abdul Somad, Ustad Adi Hidayat, AA gym, Bachtiar NAshir dll. ulama ulama yang saya sebut adalah ulama golongan Putih yang Insyaallah bisa dipercaya dan bertujuan akhirat. see Youtube
5. 01 sebagaimana yang diketahui adalah didukung oleh Islam Nusantara, entah apa maksud dan tujuan dari penamaan ini apakah nama lain Islam Liberal....ehmmm saya tidak mau jugde karena belum tahu jauh. tapi mereka di dukung oleh Banser yang menurut pendapat saya sikapnya selalu kontra terhadap ormas selain mereka, teriak toleransi tetapi dilanggar sendiri. terakhir kasus pembakarn bendera Tauhid, provokasi abu janda dll...mungkin mereka perpanjangan tangan Islam liberal ya...
6. banyak politik uang untuk dongkrak suara, yang paling jelas adalah terbongkar KPK terhadap ribuan kardus dengan nominal uang 8 milyar didalam amplop...untuk nyogok pemilih. dilakukan oleh siapa ya kemarin? ada bbrp politisi teman dekat 01 yang OTT KPK yang akhirnya menyeret teman temannya termasuk menyebut Gubernur Jatim maupun menag....ehmmm begitu uang menghilangkan akal sehat
7. walhasil sebelum pilpres ada polarisasi dukungan ini jelas terlihat...Golongan Merah dan Golongan Putih, kalau dalam sandiwara radio ada pendekar jahat dan pendekar baik....hehehe kok jadi sandiwara radio.maaf ini persepsi saya sendiri ya jangan diikuti kalau gak kuat
B. SETELAH COBLOSAN
1. Pada waktu coblosan banyak diberitakan kartu suara belum masuk ke daerah pemilihan, lha kemana kok gak tepat waktu?
2. berita di kampung banyak yang bagi bagi amplop untuk coblos, tapi saya kok gak didatangi...hehehe. kalau orang mau nyogok, dia akan minta lebih nantinya ketika berkuasa. mau bukti??
3. jam 13 siang mulai akan dilakukan perhitungan, QC di TV mulai berseliweran siapa yang menang versi QC?? yang pasti adalah yang punya uang untuk membayar lembaga survey, itu sudah rumus
4. sore pihak 02 deklarasi kemenangan berdasar Real count di banyak provinsi dengan klaim 62% , apakah ini juga valid datanya? saya belum tahu... analisa saya kenapa dideklarasikan, untuk mengimbangi QUICK COUNT oleh banyak lembaga survey. puluhan banding 1.......
5. langkah cerdas untuk deklarasikan walaupun dianggap sebagai ketololan, belum menang sudah deklarasi...saya kira prabowo rela menjadi martir supaya kubu 02 semangat untuk mengejar C1...
6. Sampai hari ini ada 225 petugas KPPS, panwaslu dan polisi yang meninggal ketika mwngawal pemilu. tahun yang peling mengerikan karena kelelahan.
7. banyak berseliweran di beranda, antara inputan KPU dengan dokumen upload C1 tidak sama. bahkan ada yang sampai ribuan memenangkan 01. SALAH INPUT atau sengaja?? ehmmm
8. sejak hari pertma sampai hari ini, QUICK count sama dengan hitungan KPU. ini luar biasa diluar akal sehat karena secara logika ketika KPU input secara bersama disemua wilayah maka nilai prosentase akan naik turun di kedua kubu, tapi aneh ......prosesntasi kemenangan 54:46 menjadi patokan standar sesuai QC...ini uaneh
9. Data KPU itu aneh ya, dari awal ikut QC...padahal logikanya naik turun sesuai dengan wilayah yang diinput oleh KPU secara nasional.
jika memang basis 01 ini sesuai QC, maka coba dilihat kembali DPT yang dimenangkan 01 apakah ini sudah terinput semua semisal di Jateng dan Jatim.
apakah TPS dan wilayah yang dimenangkan 02 ini diinput lebih lambat?
sekarang masih 34% perhitungan nasional versi KPU, jika kita berteori dengan kemenangan 02, maka kondisinya akan membesar nilai ketika sudah mencapai 80%, biarkan websitenya menyenangkan paslon 01 dulu tetapi pada akhirnya akan kalah di akhir akhir menit.
biarkan lembaga survey dan KPU bermain main dengan angka mistis 54%: 46%, mereka akan merasakan sakit pada akhirnya
tetap semua C1 pegang, janga biarkan dipalsu, jangan dibiarkan dibakar, jangan dibiarkan hilang...ikuti apa mau KPU sampai akhir.
terakhir adalah adu data C1, siapa yang valid dia yang menang....
terus semangat Indonesia
BERDIRI DIATAS KAKI SENDIRI TANPA HIDUP KEPURA PURAAN
hilangkan bungkus, tetapi pentinkan isi. Bangun Indonesia, majukan masyarakat, bangun sumberdaya jangan biarkan dimiliki asing.
tumbuh kembangkan toleransi antar umat beragama, Bhineka Tunggal Ika.....
Jombang, 25/4/2019
Saiful
No comments:
Post a Comment