Generasi Biru Indonesia |
Jaman sudah lebih maju, sepak terjang preman akan bertransformasi menjadi lebih elegan, tanpa melakukan kekerasan fisik. Mereka beraksi bak tikus-tikus kantor, makan sana sini, gerogoti apa yang bisa dimakan yang penting bisa menjadi uang. Di kantor/instansi, mereka bukan lagi level bawah, tetapi lebih atas bahkan paling atas. Mereka adalah para Decision Maker. Decision Maker bertindak seperti pengemis.
Untuk dapat memasuki instansi atau pekerjaan tertentu selalu ada uang pelicin yang menjadi makanan para preman berdasi ini. Sepandai, sepintar, sekompeten apapun akan ditolak jika tidak membawa pelicin ini. Coba kita membayangkan bagaimana tempat kerja kita bisa maju jika orang "titipan" ini masuk dan menjadi teman kita, mereka hanya akan menjadi masalah karena ingin diajak maju sudah tidak bisa. mereka juga akan berusaha mengembalikan "dana" mereka.
Sistem sebaik apapun akan tetap bisa dijebol jika pelaku sistem adalah orang yang rusak. Sistem CAT yang konon tidak bisa ditembus level bawah, tetap akan dijebol oleh level atas :)
Ini hanyalah refleksi kekecewaan generasi muda yang melihat birokrasi komplek. Anak muda harus berfikir lurus dan maju kedepan karena mereka punya ilmu yang lebih dibanding para senior mereka. Anak muda harus punya integritas, anak muda harus punya pandangan jauh kedepan, anak muda harus bisa memperbaiki kebijakan yang salah kaprah, anak muda harus punya leadership tangguh. Anak muda hanya akan menolak sogokan, anak muda punya potensi diri lebih.
Indonesia harus punya generasi emas dimulai kita dan anak cucu kita.
#refleksi rekrutmen CPNS
Jombang, 16 September 2014
Saiful
No comments:
Post a Comment