Apakah Internal Audit penting bagi Organisasi?

Dalam organisasi yang masih berkembang dan masih mencari bentuk, banyak didapati masalah-masalah yang rumit terkait penggelapan, kesalahan administrasi, kesalahan stock, kesalahan proses produksi dan seterusnya.

Namun jangan berputus asa, masalah dalam perkembangan organisasi ini ibarat seorang yang baru berwirausaha yang akan menemui banyak kegagalan jatuh bangun. Masalah yang ada harus selalu diperbaiki dengan, istilah prabowo anggaran yang bocor harus segera ditutup supaya kesejahteraan bisa dirasakan bersama.

Dalam sebuah organisasi besar dan modern ada divisi Internal Control/Internal Audit  yang bertujuan "menutup kebocoran" organisasi sebagaimana ada di gambar. Internal Audit ini jabatan yang prestis karena berdiri sendiri dibawah pimpinan tertinggi organisasi. personil yang ditunjuk pun tidak bisa sembarangan, ada banyak kemampuan yang harus dimiliki untuk menjabat posisi ini.

Internal audit akan bisa cek apa saja dan siapa saja yang ada didalam perusahaan mulai dari produksi, akunting, gudang, marketing dst. Dalam international Standard manajemen mutu ISO 9001 dan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001, Internal Audit adalah sesuatu yang wajib dan tidak boleh tidak ada.


Dalam banyak perusahaan,  Internal audit menjadi tangan kanan pimpinan dalam mengambil langkah strategis atau memutuskan kebijakan. karena itulah dalam struktur Internal Audit ini posisinya independen tidak dibawahi secara langsung oleh divisi manapun, tetapi posisinya terlepas dari semua divisi yang mempunyai tanggungjawab kepada pimpinan tertinggi secara langsung. 

Seorang yang menjabat posisi ini harus bersikap :
1. Pemberani dan tidak takut terhadap intervensi pihak manapun, yang dibutuhkan hanya kebenaran informasi sesuai kaidah yang ada. 
2. Integritas level tinggi yang tidak bisa di"beli" oleh pihak manapun. lepas dari sogokan, pertemanan, kolusi, nepotisme dll.
3. Kecerdasan otak diatas rata-rata orang dalam organisasi, supaya tidak bisa dibodohi pihak manapun :)

untuk menjadi internal Audit, mungkin bisa diwakili oleh sifat dibawah ini:


1. Sidiq --> Benar baik kata dan perbuatannya.
2. Amanah --> dapat dipercaya dan mempunyai integritas baik.
3. Tabligh --> Menyampaikan apa yang menjadi kewajiban.
4. Fathonah --> Cerdas, ahli strategi, orator ulung, ahli analisa dst

sifat luar biasa ini harusnya selalu ada dalam diri kita, dimanapun posisinya, dimanapun kerjanya, menjabat jabatan apapun jika kita memahami 4 akhlak sifat tsb, kita akan selamat.

Jombang, 23 Oktober 2016


Saiful Maulana




Share:

Kapitalisme vs Komunisme

Beberapa waktu yang lalu ada pernyataan yang menggelitik dari sebagian kawan kawan;

"Kita minta gaji manajer disamakan dengan karyawan, yaitu manajer digaji UMK"

sontak saya kemudian berpikiran bahwa pernyataan ini sama dengan prinsip "Sama Rata sama Rasa" yang dipopulerkan oleh PKI.

Penyataan yang disampaikan menunjukkan bagaimana seharusnya sebuah sistem dijalankan untuk kesejahteraan bersama. Pimpinan yang mempunyai keahlian lebih harus harus mau digaji rendah demi untuk kepentingan bersama, kalau tidak mau mengikuti aturan yang ada, silahkan anda pergi, itulah kesimpulan yang saya dapatkan. Secara logika ini memang tidak masuk akal, tetapi itulah sistem Komunis.....

Kenapa muncul pernyataan ini? Pernyataan ini disebabkan masyarakat bawah menganggap bahwa mereka adalah kaum proletar yang selalu dijajah hak nya oleh kaum bermodal (kapital). Dengan sistem pemerataan, diharapkan kesejahteraan bisa di capai......

Kapitalisme merupakan musuh besar komunisme.

Jika kita kembali kepada sejarah Komunis, maka kita akan temui Manifesto Komunis yaitu salah satu traktat politik yang paling berpengaruh di dunia. Isi manifesto pada dasarnya ialah menganjurkan kaum proletar (kelas buruh) agar mengadakan revolusi untuk menghapuskan tatanan sosial yang borjuis yang nantinya akan menghapus perbedaan kelas dan negara, dan penghapusan milik pribadi. 

Ada beberapa point perbedaan Komunisme dengan Kapitalisme;
1. Kepemilikan Sarana
    Komunisme: Sarana dimiliki pihak berwenang untuk kesejahteraan anggota
    Kapitalisme: Sarana dimiliki Individu
2. Kebebasan Individu
    Komunisme: Kebebasan dibelenggu mengikuti instruksi
    Kapitalisme: Kebebasan sebebas bebasnya untuk mencapai tujuan.
3. Masyarakat
    Komunisme: tanpa membedakan kelas
    Kapitalisme: perbedaan kelas bisa mencolok
4. Kekuasaan
    Komunisme: Sama Rata sama rasa
    Kapitalisme: Egoisme.

Contoh perbedaan diatas adalah yang diperjuangkan oleh karl Marx menjadikan masyarakat tanpa kelas untuk mewujudkan tujuan bersama. 

Kegagalan Komunisme

Dari sejarah negara komunis hampir tidak ada yang pernah berhasil menguasai ekonomi dunia. Yang ada hanyalah kegagalan demi kegagalan, yang ada hanyalah muncul kedikatoran baru, yang ada hanyalah muncul adalah pelanggaran HAM.
Belum tercatat dalam sejarah negara yang menganut sistem murni komunis mampu 





Ehmmm saya kemudian memperhatikan dengan seksama bahwa sebuah pergerakan harus dimulai dari bawah,
dengan pengikut yang banyak maka infiltrasi pemikiran ini harus disuntikkan para aktivisnya. semakin mantap pemahaman, maka "revolusi" akan semakin gampang dan berjalan lancar. Semakin masuk dan diresapi, ideologi ini maka pengikutnya akan semakin militan.




kata kata ini jelas berprinsip sama rata sama rasa, makan gak makan asal kumpul. prinsip yang digembor-gemborkan oleh PKI.

Kedua sistem ini sama sama berperang dalam sejarah perkembangan dunia. Komunisme dan Kapitalisme tidak pernah akur dikarenakan prinsip yang bertentangan ibarat timur dan barat.

http://www.kompasiana.com/be.setiawan/komunisme-gagal-mewujudkan-keadilan_552844546ea834fd208b4664

http://news.metrotvnews.com/read/2016/05/13/527731/kalla-komunisme-terbukti-gagal
Share:

Murrotal Ustadz Sufyan Nur al Makki Marbu Al Banjari

Share:

Prinsip Manajemen - disarikan dari Wikipedia dan teori sebagian besar sudah terbukti.

Prinsip manajemen
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Prinsip-prinsip manajemen adalah dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Menurut Henry Fayol. seorang industrialis asal Perancis, prinsip-prinsip dalam manajemen sebaiknya bersifat lentur dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Prinsip - prinsip umum manajemen menurut Henry Fayol terdiri dari.

Pembagian kerja (Division of work)
Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike.
Dengan adanya prinsip orang yang tepat ditempat yang tepat (the right man in the right place) akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja. Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang manajer yang berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.
Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya.
Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan suatu usaha bukan terletak pada karyawan, tetapi terletak pada puncak pimpinannya karena yang mempunyai wewemang terbesar adalah manajer puncak. oleh karena itu, apabila manajer puncak tidak mempunyai keahlian dan kepemimpinan, maka wewenang yang ada padanya merupakan bumerang.
Disiplin (Discipline)
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaan sesuai dengan wewenang yang ada padanya.
Kesatuan perintah (Unity of command)
Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer lain kepada serorang karyawan akan merusak jalannya wewenang dan tanggung jawab serta pembagian kerja.
Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan perlu diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan pengarahan bertalian erat dengan pembagian kerja. Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah sehingga menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh karena itu, perlu alur yang jelas dari mana karyawan mendapat wewenang untuk melaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak dapat terlepas dari pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, serta kesatuan perintah.
Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
Setiap karyawan harus mengabdikan kepentingan sendiri kepada kepentingan organisasi. Hal semacam itu merupakan suatu syarat yang sangat penting agar setiap kegiatan berjalan dengan lancar sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.
Setiap karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi. Prinsip pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi dapat terwujud, apabila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang tinggi.
Penggajian pegawai
Gaji atau upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang menentukan terwujudnya kelancaran dalam bekerja. Karyawan yang diliputi perasaan cemas dan kekurangan akan sulit berkonsentrasi terhadap tugas dan kewajibannya sehingga dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam bekerja. Oleh karena itu, dalam prinsip penggajian harus dipikirkan bagaimana agar karyawan dapat bekerja dengan tenang. Sistem penggajian harus diperhitungkan agar menimbulkan kedisiplinan dan kegairahan kerja sehingga karyawan berkompetisi untuk membuat prestasi yang lebih besar. Prinsip more pay for more prestige (upah lebih untuk prestasi lebih), dan prinsip upah sama untuk prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabila ada perbedaan akan menimbulkan kelesuan dalam bekerja dan mungkin akan menimbulkan tindakan tidak disiplin.
Pemusatan (Centralization)
Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang wewenang tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari kesimpangsiuran wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini juga tidak menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of authority)
Hirarki (tingkatan)
Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah.
Ketertiban (Order)
Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang. Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan.
Keadilan dan kejujuran
Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak dapat dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan karena atasan memiliki wewenang yang paling besar. Manajer yang adil dan jujur akan menggunakan wewenangnya dengan sebaik-baiknya untuk melakukan keadilan dan kejujuran pada bawahannya.
Stabilitas kondisi karyawan
Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan.
Manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja.
Prakarsa (Inisiative)
Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Jadi dalam prakarsa terhimpun kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, setiap prakarsa yang datang dari karyawan harus dihargai. Prakarsa (inisiatif) mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah kerja. Oleh karena itu, seorang manajer yang bijak akan menerima dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya.
Semangat kesatuan dan semangat korps
Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik. semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran bahwa setiap karyawan berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yang memiliki kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de corp), sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-cara yang kasar akan melahirkan friction de corp (perpecahan dalam korp) dan membawa bencana


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_manajemen
Share:

Plan - Do - Check - Act ternyata dipakai Pep Guardiola

PDCA
(Plan - Do - Check - Act)


Mata pelajaran kuliah selalu diulang-ulang bagaimana bekerja dengan benar sehingga goal yang dituju juga tercapai pada waktu yang tepat. salah satu yang paling sering diulang ulang adalah pendekatan kerja dengan PDCA (Plan, Do, Check, Act). PDCA diformulasikan oleh Dr. William Edwards Deming.
Ketika "makan" bangku kuliah, fikiran saya tidak banyak nyambung ke praktek kerja karena kita tidak berdekatan langsung dengan masalah yang ada di pekerjaan. Masalah yang kita tangani di organisasi kampus hanya masalah kecil dan tidak berefek jauh.

ada hal yang menarik dari PDCA ini yaitu:
1. PLAN --> Tantangan kerja atau masalah kerja yang ada memang harus kita berani selesaikan dengan perencanaan yang matang. Membuat rencana pun harus SEMATANG mungkin, jangan 80%, 90% atau 99% tetapi harus 100%. Masalah yang sering terjadi adalah planning dibuat setengah hati....hehehe
2. DO --> Memulai pekerjaan dengan beragam masalah yang ada pasti memerlukan kesiapan mental karena akan ada benturan yang kuat, biaya yang tidak sedikit, kelelahan yang sangat, penurunan hasil dst. Tapi jangan mundur dulu karena ini harus kita jalankan untuk mencapai C dan A selanjutnya.
Kita harus mempercayakan pimpinan bahwa apa yang kita lakukan ada hasilnya, jangan menyerah karena ada cobaan.
Kita akan mendapati anak buah kita menggerutu "kenapa harus begini kenapa harus begitu" dst, penolakan dari bawahan kadang terjadi dan ini harus bisa kita selesaikan....bisiki telinga kita "Mungkin mereka belum tahu".
3. CHECK --> Hasil dari kerja yang kita lakukan di Point 2 akan kita cek apakah sudah berjalan sesuai planning atau tidak. Jangan main-main dalam cek ini, karena kecerdasan kita akan terlihat disini...Ini yang biasanya jarang dilakukan, ketika ditanya apakah sudah dikerjakan maka mereka akan menjawab sudah - sudah dengan kualitas seadanya atau asal bapak senang.
4. ACT --> Kita harus menindaklanjuti pekerjaan kita diatas, yang kita lakukan yaitu perbaikan jika ada masalah. jangan segan segan untuk mengatakan tidak bisa dilakukan karena alasan bla..bla..bla sehingga akan dicari ide atau solusi lain. biasanya kita selalu memaksakan ide atau teori yang kita punya dengan tidak mengindahkan masalah dan kendala yang dihadapi. misalnya untuk angkut keranda dibutuhkan orang sebanyak 4 orang, kita dipaksa pakai orang 2...kita bilang bisa.....ya pasti datang sampai kuburan malam hari.......hehehe..

Saya dulunya salah satu pengagum Pep Guardiola yang mempersembahkan banyak gelar bersama Barcelona mulai dari level lokal Spanyol sampai level internasional.
Anda tahu dulunya Pep ini hanya melatih klub Barcelona B dan tidak banyak dikenal. Akhirnya dengan banyak pertimbangan presiden FC Barcelona memilih dia untuk menukangi tim senior. banyak yang meragukan kemampuan racikan Pep ini karena memang sebelumnya pelatih Barcelona senior diambil dari negara non lokal yang sudah berpengalaman.
Dalam pertandingan awal  musim gebrakannya luar biasa, saya masih ingat ketika Barcelona menelanjangi Madrid 5 gol tanpa balas, Mourinho dipecundangi oleh pelatih lokal...wow

Pep mempunyai analisa yang kuat, pep tidak segan dalam mengganti formulasinya dalam menghadapi tim lawan. Kalau anda sering melihat gaya main Barcelona maka anda akan melihat bahwa tim ini bermain tidak sewajarnya bermain bola.
a. Ball possesion selalu hampir dikuasai 70% tujuannya menghemat tenaga para pemain dan hal ini membuat lawan kelelahan mengejar bola.
b. Terkadang ada 6 pemain bermain di kotak penalti lawan, hal ini sangat membingunkan back lawan lha wong yang biasanya dijaga hanya 2 pemain dalam formasi 4-4-2.
c. Letakkan hanya 2 back saja di belakang ketika menyerang, kecerdasannya dimana Pep berani gambling ketika menyerang
d. Pemain belakang menggocek bola di area penalti lawan alias tugas di posisi striker, model apa coba.
e. Barcelona tanpa striker, 3 posisi penyerang diposisikan ditengah bahkan area belakang ketika bertahan. anda pernah melihat messi menghadapi striker lawan untuk menghentikan bola....Messi bermain terlalu ke belakang...
f. lainnya cari sendiri..........
ini tim Edan bener....wkwkwkwk - mbahas PDCA sampai ke Pep Guardiola?????? :)

Saya hanya ingin menyampaikan strategi yang diterapkan menghadapi masing-masng lawan bisa berbeda sama sekali untuk menghasilkan goal. Pep pastinya sudah lakukan PDCA dengan baik.

sekali lagi kecerdasan membuat perencanaan akan berefek kepada goal yang dicapai.
dibutuhkan keberanian, perubahan, transformasi dst untuk merubah kebiasaan yang tidak efektif menjadi bernilai efektif.

Jombang, 28 September 2016.


Saiful Maulana
Share:

Popular Posts

Popular Post

Recent Posts